Menguap saat mengantuk ternyata bisa menular, demikian hasil penelitian dari para ilmuwan di University of Pisa, Italia. Jika ingin membuktikannya Anda bisa mencoba dengan menguap dekat sahabat karib Anda, lalu tunggu berapa detik sebelum sahabat Anda juga berprilaku yang sama seperti Anda.
Nah penelitian yang dilakukan oleh Ivan Norsicia dan Elisabetta Palagi, menunjukan bahwa menguap ternyata bisa menular dan kecendrungan penularan itu semakin tinggi di antara orang-orang yang terhubung secara sosial.
Ada pun dalam penelitian sebelumnya ditemukan bahwa menguap menular sebenarnya bentuk dari empati kepada orang lain. Bahkan prilaku itu juga ditemukan pada anjing yang juga menguap jika melihat majikannya capai atau letih.
Norsicia dan Palagi, dalam penelitiannya melibatkan 109 sukarelawan dari Eropa, Amerika Utara, Asia, dan Afrika. Sukarelawan itu juga dipisahkan menurut jenis kelamin mereka.
Untuk mendapatkan hasil yang tepat mereka membatasi waktu bagi reaksi orang kedua setelah orang orang pertama menguap sebanyak tiga menit.
Hasilnya ditemukan bahwa orang-orang yang mempunyai hubungan keluarga akan ikut menguap kurang dari satu menit setelah saudaranya menguap. Prilaku yang sama juga terjadi kepada orang-orang yang saling bersahabat.
Sementara untuk orang yang tidak saling kenal, butuh dua bahkan tiga menit untuk membalas menguap setelah orang yang pertama menguap. "Penularannya semakin besar di antara orang-orang yang saling kenal, tetapi kecendrungan itu juga dipengaruhi rasa empati, dari orang yang tidak saling kenal sampai pada orang punya hubungan dekat," terang Norsicia dan Palagi.
Sebagai pembanding, dalam sebuah penelitian pernah ditemukan bahwa penderita autis tidak akan menguap jika orang di dekatnya menguap, karena mereka bermasalah dengan interaksi sosial dan komunikasi.