Kemampuan bicara pada anak adalah salah satu perkembangan penting yang sangat perlu diperhatikan oleh orang tua. Meskipun kecepatan perkembangan bicara dan bahasa tiap anak berbeda-beda, namun orang tua harus waspada bila pada usia 3 tahun si anak menunjukkan keterlambatan perkembangan bahasa. Telat bicara pada anak usia tiga tahun adalah masalah yang cukup serius dan perlu segera mendapatkan penanganan.
Telat bicara adalah gangguan perkembangan bahasa pada anak, atau disebut juga Developmental Language Disorder (DLD). DLD atau gangguan perkembangan bicara dan bahasa biasanya tidak memiliki manifestasi, tak perlu khawatir, bila mendapatkan penanganan yang tepat. Anak-anak yang mengalami telat bicara umumnya memiliki intelejensia yang normal, kemampuan mendengar dan perkembangan sosial emosionalnya pun juga normal. Anak-anak dengan kondisi DLD atau telat bicara ini tidak digolongkan ke dalam kategori Autis.
Keterlambatan bicara pada anak diperkirakan terjadi sekitar 5 – 10 % pada anak usia 3 tahunan. Dan biasanya anak laki-laki cenderung lebih sering mengalami kasus ini dibandingkan dengan anak perempuan. Beberapa faktor yang bisa menyebabkan timbulnya gangguan telat bicara adalah keterlambatan perkembangan fungsi tubuh misalnya pada bayi yang terlahir prematur atau berat badan lahir rendah (BBLRH), retardasi mental, kurangnya rangsangan (stimulasi) dari lingkungan misalnya anak kurang sering diajak berbicara dan berinteraksi dengan orang dewasa. Faktor genetik atau historis keluarga seringkali juga memegang peranan cukup besar sebagai penyebab telat bicara. Pada kasus tertentu dimana si anak mengalami keterlambatan bahasa dan bicara bisa jadi disebabkan karena hilangnya (ganggauan) fungsi pendengaran.
Berapa banyak kata yang seharusnya sudah bisa diucapkan anak usia 3 tahun..?
Pada usia tiga tahun normalnya anak akan mampu mengucapkan kata-kata dengan cukup jelas. Anak usia ini juga seharusnya memiliki kosakata yang cukup banyak yaitu sekitar 600 kata dan sekitar 80% dari seluruh kosakata yang dimiliki anak dapat dimengerti oleh orang dewasa yang jarang (tidak) berinteraksi dengan si anak. Hal ini berarti 8 dari 10 kata yang diucapkan anak dapat dimengerti oleh orang dewasa yang belum pernah mendengarkan dan mengenal anak tersebut. Biasanya orang tua cukup banyak berinteraksi dengan anak sehingga dapat lebih memahami apa yang diucapkan anak meskipun si anak memiliki keterlambatan bicara. Oleh karenanya, perlu diingat bahwa yang dimaksud dengan orang dewasa di sini adalah selain orang tua, pengasuh atau keluarga yang sehari-hari sudah terbiasa berinteraksi dengan anak.
Apa saja gejala-gejala yang menunjukkan adanya keterlamabtan bicara pada anak usia 3 tahun..?
Anak banyak mengoceh namun hampir sebagian besar kata-kata yang diucapkannya tidak bisa dimengerti.
Ketika Agan menyuruh anak untuk mengulangi kata yang Agan ucapkan, anak berusaha mengikutinya namun terdengar tidak sama dengan kata yang Agan ucapkan.
Anak terlihat berusaha sangat keras untuk bisa berbicara dengan jelas.
Perkembangan bahasa anak usia 3 tahun perlu dievaluasi dan dicurigai mengalami telat bicara bila anak hanya memiliki kosakata kurang dari 200 kata dan hanya sekitar 50% kata-kata yang diucapkannya yang bisa dimengerti.
Orang asing yang belum pernah berinteraksi dengan anak tidak bisa mengerti sebagian besar kata yang diucapkan anak.
Anak tidak bicara dengan menggunakan kalimat-kalimat pendek (kalimat yang terdiri dari minimal 3 kata). Anak usia tiga tahun seharusnya dapat mengkomunikasikan apa yang diinginkannya pada orang lain lewat kalimat-kalimat pendek yang diucapkannya.
Anak belum bisa mengerti arti perintah sederhana, seperti “taruh mainan ini di atas meja”.
Pada usia ini anak masih belum bisa mengidentifikasi (membedakan) warna, konsep besar kecil, belum bisa mengenali minimal 3 bagian anggota tubuhnya.
Pada usia 3 tahun anak tidak bertanya.
Orang tua juga perlu mencurigai bila pada usia tiga tahun ini anak terlihat tidak tertarik dengan anak kecil lain sebayanya.
Bila orang tua memiliki kecurigaan anak usia tiga tahunnya mengalami telat bicara, hendaknya orang tua tidak mengabaikan perasaan tersebut. Segeralah periksa dan konsultasikan perkembangan anak Agan pada tenaga ahli yang bisa menanganinya. Agan bisa berkonsultasi pada dokter, psikolog, atau terapis agar anak bisa mendapatkan penanganan yang baik dan tepat.
Anak yang diduga mengalami keterlambatan perkembangan bahasa dan bicara akan diperiksa fisik, saraf dan psikologisnya untuk menentukan tingkat intelejensia si anak. Kemampuan mendengar anak juga akan diperiksa. Bila pemeriksaan awal pada anak sudah dilakukan dan diperoleh hasil bahwa anak positif mengalami telat bicara, maka si anak perlu mendapatkan terapi wicara. Penanganan yang baik dan tepat akan memberikan hasil yang positif pada perkembangan bicara anak.
Sebaiknya orang tua selalu memberikan stimulasi yang kontinu kepada anak mulai dari usia bayi untuk mencegah kemungkinan timbulnya gangguan telat bicara dan bahasa. Agan sebagai orang tua disarankan untuk aktif dan kreatif dalam berinteraksi dengan anak, misalnya lewat menyanyi, sering berbicara dengan anak (meskipun saat bayi anak masih belum terlalu mengerti dengan apa yang Agan ucapkan), membacakan cerita (mendongeng), dan lewat berbagai kegiatan lainnya di kehidupan sehari-hari.
Sumber