Awalnya memang terdengar seperti cuplikan cerita fiksi ilmiah. Tapi, kini NASA telah membuat pesawat ruang angkasa tak berawak tanpa bahan bakar mineral.
Tak seperti pesawat ruang angkasa lainnya, NanoSail-D yang menyerupai bentuk layangan berukuran relatif lebih kecil dan orbitnya tidak terlalu tinggi dari atas permukaan Bumi.
NanoSail-D menggunakan tekanan radiasi matahari untuk membuatnya bergerak dan terbang dengan kecepatan tinggi. NASA mengatakan bahwa satelit mungil ini hanya sebesar 100 kaki persegi dan beroperasi sesuai rencana.
“Satelit NanoSail-D mengibarkan layar seluas 100 kaki dan beroperasi secara normal,” menurut pernyataan dari Marshal Space Flight Center di Huntsville, Alabama.
Sebetulnya NanoSail-D telah dilepas ke angkasa sejak 20 Januari 2011 lalu.
Namun, hari itu tidak bisa dijadikan sebagai hari pertama ia terbang sampai NASA berhasil menerima frekuensi berupa paket data dari NanoSail-D, yakni lima hari setelahnya.
“Ini adalah kali pertama NASA meluncurkan pesawat ruang angkasa dengan orbit terendah di permukaan Bumi,” kata Dean Alhorn, jurubicara NASA, seperti diberitakan Dailymail.
“Kami sangat senang bahwa layar tersebut berhasil dikembangkan oleh satelit NanoSail-D,”
NanoSail-D akan terus mengirim sinyal suar hingga baterai di dalamnya habis. Diperkirakan ia akan terbang mengorbiti Bumi sampai 70-120 hari ke depan, tergantung pada kondisi atmosfer.
NanoSail-D sengaja dirancang untuk sebagai demonstrasi teknologi berbasis tenaga surya untuk pesawat ruang angkasa. Jika berhasil, teknologi ini diharapkan dapat menjadi alternatif lain dalam teknologi pengorbitan.
Sebagai bagian dari eksperimen yang menggunakan layar untuk memperlambat dan mempercepat pesawat. Eksperimen ini ditujukan untuk melihat apakah layar tersebut bisa membantu satelit di orbit Bumi.